Khusyu’ dalam sholat adalah sebuah
keadaan yang sangat kita inginkan. Tetapi belum tentu kita dapat
melaksanakannya dengan baik. Begitu banyak pula pertanyaan seputar khusyu’ ini
bila kita mengikuti ceramah-ceramah atau pengajian. Bahkan sekarang ada yang
menyelenggarakan pelatihan khusus sholat khusyu’. Semua itu tentunya dengan
tujuan agar khusyu’ dapat dicapai.
Sebagian kita juga dengan sangat antusias
mencari penjelasan-penjelasan sekitar khusyu’ ini dari berbagai sumber.
Berbagai pendapat dan cara pun sering terdengar agar kita mendapatkannya. Tak
jarang kiat-kiat tersebut adalah hasil pengalaman pribadi saja atau diadopsi
dari kalangan ummat lain yang juga mengenal pemusatan pemikiran dalam ibadahnya
padahal belum tentu tindakan tersebut sesuai dengan bimbingan ajaran Islam.
Sebut saja contohnya harus mengosongkan fikiran,menarik nafas dalam-dalam
terlebih dahulu,mengulang-ulang lafaz niat atau memejamkan mata.
Sebagai seorang muslim seharusnya kita
dapat memperhatikan tuntunan ibadah seperti yang telah ditunjukkan oleh Nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sangat tidak logis kalau dalam
urusan ibadah ini beliau membiarkan ummatnya dalam kekosongan dan ketiadaan
contoh tauladan. Apalagi ini adalah urusan sholat yang sangat penting dan
selalu harus dijalankan. Pasti terdapat penjelasan yang cukup terhadap
kesempurnaan tata caranya,termasuk dalam hal kekhusyu’an dan cara untuk
merealisasikannya. Jauh dari sekedar hasil perenungan manusia belaka atau
adopsi dari ummat lainnya.
Berikut ini beberapa bagian yang saya
terjemahkan secara ringkas dari buku 33 sebab shalat khusyu’ yang disusun oleh
Syaikh Muhammad Al Munajjid seorang ulama dan dai kontemporer Arab Saudi dan
banyak menulis buku. Buku ini beliau lengkapi dengan dalil-dalil dan pengesahan
hadits-haditsnya (takhrij) sehingga sangat menenangkan hati para pembaca yang
selalu memperhatikan masalah keabsahan dalil dalam mengkaji suatu masalah.
Hanya saja agar ringkas tidak dicantumkan disini. Bagi yang ingin merujuk dapat
mentelaah buku tersebut.
Perbuatan-perbuatan yang mengundang
khusyu' dalam sholat.
Sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil
yang menggambarkan keadaan sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tuntunan
secara langsung dalam sabdanya maka ada perbuatan -perbuatan yang harus
dikerjakan sebelum atau saat dalam shalat dan sesudah sholat agar mengundang
kekhusyu’an sholat kita yaitu :
2. thuma'ninah (secara tenang dan tidak tergesa-gesa).
3. mengingat mati.
4. tadabbur dan berinteraksi dengan ayat yang dibaca dan bacaan sholat lainnya serta membaca seayat demi seayat.
5. melantunkan bacaan dengan tartil dan suara yang dibaguskan.
6. menyadari bahwa Allah ta'ala merespon apa yang dimintanya dalam sholat.
7. sholat dengan menghadap batas (sutrah) dan mendekatinya.
8. meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri didada.
9. mengarahkan penglihatan kearah tempat sujud.
10. menggerakkan telunjuk saat tasyahhud.
11. membaca surat,dzikir dan doa yang bermacam-macam.
12. melakukan sujud tilawah bila tiba pada tempatnya.
13. membaca isti'adzah dari syaithan.
14. memperhatikan kondisi sholat para salaf.
15. mengetahui keistimewaan khusyu' dalam sholat.
16. sungguh-sungguh dalam doa pada tempatnya yang dibaca saat sholat khususnya ketika sujud.
17. membaca dzikir dzikir setelah sholat yang diajarkan Nabi.
Menghilangkan penghalang penghalang
khusyu' dan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan.
Selain mengerjakan hal-hal seperti yang
sudah disebutkan diatas ada juga hal-hal yang harus kita hindari sehingga
kekhusyu’an sholat kita tidak terganggu seperti :
2. tidak mengenakan pakaian yang ada gambar hiasan tulisan warna yang dapat mengganggu khusyu.
3. tidak melaksanakan sholat sementara makanan yang diinginkannya sedang disiapkan dihadapannya.
4. tidak sholat dalam keadaan menahan sesak kencing atau buang air besar.
5. tidak sholat dalam keadaan mengantuk sekali.
6. tidak sholat dibelakang orang yang sedang bercakap-cakap atau orang yang sedang tidur.
7. tidak menyibukkan diri dengan meratakan tempat sujud.
8. tidak mengganggu orang lain dengan mengeraskan bacaannya.
9. tidak menoleh kearah lain.
10. tidak mendongak keatas.
11. tidak meludah kearah depan.
12. menahan diri sekuat tenaga dari menguap.
13. tidak ikhtishar (meletakkan tangan dipinggang atau berkacak pinggang) dalam sholat.
14. tidak melakukan sadl yaitu membiarkan pakaian hingga menyentuh tanah atau mengenakan pakaian yang panjang dan longgar serta menyelimutkan tangannya didalam atau mengenakan pakaian yang besar dan longgar dan menyampirkannya jatuh kedepan dari kedua pundaknya.
15. tidak menyerupai hewan.
Seperti yang sudah saya terangkan dalam
pembukaan tulisan ini bahwa bila kita menginginkan dalil dari masing-masing hal
yang harus dikerjakan atau yang harus dihindarkan diatas dapat langsung merujuk
ke buku aslinya. Bila Allah subhanahu wata’ala mengizinkan insyaallah dalam
kesempatan tulisan berikutnya dapat kita cantumkan dan membahasnya.
Penting untuk kami sertakan juga dalam
tulisan ini beberapa penjelasan dari hal-hal yang sudah disebutkan diatas
semoga dapat membantu lebih memahaminya seperti penjelasan tentang apa yang
dimaksud dengan melakukan persiapan.
Persiapan untuk melaksanakan sholat
tersebut berbentuk hal-hal sebagai berikut:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة ، آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه المقام المحمود الذي وعدته
2. Berdoa antara adzan dan iqomah
3. Berwudhu dengan baik dan memulainya dengan basmalah serta berdoa setelah selesai mengerjakannya
( أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين )
4. Menaruh perhatian pada siwak atau kebersihan dan kebaikan mulut yang akan menjadi jalan keluarnya lantunan Alqur’an karena Hadits yang diriwayatkan Al Bazzar :
( طهروا أفواهكم للقرآن )
ia berkata : setahuku tak ada sanad yang lebih baik dari sanad ini dari Ali – dalam Kasyful Astaar 1/242 dan komentar Al Haitsami : Rijalnya perawi-perawi yang tsiqah 2/99 , sementara Penilaian Al Albani : Sanadnya baik – dalam silsilah shahihah no 1213
5. menghiasi diri dengan pakaian yang baik lagi bersih sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
( يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد )
sebab berhias dan menunjukkan kebersihan pakaian paling pantas ditujukan kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana pula pakaian yang baik dan aromanya baik memberikan efek nyaman dan ketenangan jiwa pada pemakainya berbeda dengan pakaian tidur dan pakaian kerja.
6. Menyiapkan diri dengan menutup aurat
7. Mensucikan lokasi sholat
8. bersegera dan sengaja menunggu datangnya waktu sholat
9. meratakan shaf dan merapatkannya karena syaithan menyusup antara shaf yang renggang
Apakah dibolehkan memejamkan mata demi
membuat sholat lebih khusyu’ ?
Sering sekali muncul pertanyaan apa
hukumnya memejamkan mata dalam sholat apalagi dengan memejamkan mata sholat
terasa lebih khusyu’? Jawabannya adalah bahwa perbuatan ini tidak sesuai dengan
sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebab memejamkan mata berarti membuat
kita tidak melaksanakan sunnah memandang kearah tempat sujud atau kearah
jari-jari seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dalam doa ketika tasyahhud mengarahkan pandangannya ke jarinya
dan pandangannya tidak pernah melewati batas arah tersebut.Kesimpulan ini
didapat dari beberapa riwayat berikut:
2. Juga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihat neraka melihat perempuan pemilik seekor kucing didalamnya dan juga seorang pemilik tameng (mihjan).
3. Demikian pula hadits beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seekor hewan yang hendak lewat dihadapannya.
4. Demikian pula riwayat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seorang anak lelaki dan anak perempuan dan bahwa beliau menghalangi diantara dua orang anak perempuan.
5. Hadits beliau sedang sholat dan membalas salam dengan isyarat dan tentunya kearah orang yang dilihatnya.
6. Demikian pula hadits beliau sholat dan melihat syaithan kemudian mencekiknya.
Maka hadits-hadits ini memberikan
petunjuk kepada kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
memejamkan matanya dalam sholat.
Demikianlah beberapa bahasan yang
berkaitan dengan cara meraih sholat yang khusyu’ dengan bimbingan dari
perbuatan dan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai
contoh yang harus kita ikuti praktek sholatnya.Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar