Jumat, 18 Oktober 2019

Akhir Zaman Mendorong Kebaikan





Alhamdulillah Shalawat dan Salam untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mudah-mudahan  beberapa catatan berikut dalam tema Akhir Zaman ini bermanfaat. Catatan berikut ini adalah sekelumit pengantar kajian dalam jaringan yang diselenggarakan oleh Rumah Dakwah Indonesia (RDI) pada tanggal 25 Januari 2019. Semoga publikasi ulang dengan sedikit tambahan atau koreksi ini memberi manfaat.


Akhir zaman adalah masa-masa semakin dekatnya era manusia saat ini menuju hari kiamat. Akhir zaman sudah dimulai begitu sampainya masa diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam seperti yang disebutkan dalam haditsnya “ aku diutus dengan hari kiamat itu jaraknya seperti dua jari ini (Nabi menunjukkan dua jarinya telunjuk dan tengah).maka bisa difahami dari hadits tersebut bahwa kita sudah masuk era dekat dengan akhir zaman (kiamat). Oleh sebab itu dengan diutusnya Nabi berarti sudah tanda kiamat. Apalagi saat beliau sudah meninggal dunia juga menjadi tanda lain dari dekatnya kedatangan hari kiamat. Itu 2 tanda kiamat yang disebut dengan tanda kiamat shugro (kecil).  Tanda kiamat shugro sudah banyak terjadi dan terus berlangsung satu persatu atau bersamaan hingga kiamat sudah sangat dekat ditandai oleh muncunya tanda kiamat kubro (besar).

Syaikh Yusuf al-Wabil mencatat 57 tanda kiamat shugro(kecil)  diantaranya : 2 hal diatas yaitu diutusnya Nabi Muhammad dan wafatnya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Ditaklukkannya kota Baitul Maqdis (al Aqsha), munculnya wabah Tha’un didaerah Amwas Syiria, membanjirnya harta dan orang tidak memerlukan sedekah, muncunya berbagai peristiwa yang digolongkan sebagai fitnah (ujian) daam sejarah Islam seperti : terbunuhnya Utsman RA, perang Jamal (onta), perang Shiffin, kemuncuan kaum Khawarij, Perang al-Harrah di Madinah. Demikian pula tanda-tanda lainnya seperti kemunculan Nabi-nabi palsu, pudarnya sifat amanah, fenomena semakin banyaknya polisi atau pasukan penjaga penguasa-penguasa zhalim, hilangnya ilmu dan merebaknya kebodohan (terhadap ajaran agama), merebaknya zina dan riba, penyanyi-penyanyi perempuan dan musik, minuman keras, bangsa arab yang sebelumnya miskin dan penggembala kambing menjadi kaya raya dan berlomba membangun gedung-gedung tinggi, banyaknya perang dan pembunuhan, banyaknya gempa termasuk likuifaksi, fenomena perempuan “berpakaian tapi telanjang”, kematian mendadak, kembalinya tanah arab menghijau dan subur, mengeringnya sungai eufrat di Iraq, dan tanda-tanda lainya yang dikumpulkan para ulama dari banyak sekali hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sedangkan Tanda-tanda besar yang menandai sudah begitu dekatnya kiamat dan hanya berselang beberapa waktu yang singkat secara berurutan bagaikan berlepasannya butir manik-manik dari kalungnya begitu salahsatunya lepas. Tanda tersebut adalah : Kemunculan al-Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihissalam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, Gempa yang terjadi di tiga wiayah (Timur, Barat dan Semenanjung Arab), munculnya Dukhan (asap), terbitnya matahari dari barat, keluarnya binatang yang disebut Daabbah, terakhir Api yang akan mengepung dan mengumpulkan manusia. Hal-hal diatas ada yang sudah terjadi dan selesai, ada yang masih terus berlangsung, ada pula yang belum terjadi. Namun semuanya pasti akan datang.

Dalam hadits lainnya Nabi juga pernah memberi kronologis era yang akan dilalui oleh ummat ini, seperti hadits Nu’man ibn Basyir tentang pembagian era menjadi era Nubuwwah sampai waktu yang dikehendaki Allah. Dilanjutkan dengan era Khilafah Rasyidah yang menerapkan pedoman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lanjut dengan era Kerajaan yang Menggigit (mulkan ‘aadh-dhan), kemudian berganti era kerajaan diktatorisme (mulkan jabriyyan), kembali lagi khilafah berdasar pedoman dari Nabi. Beberapa ulama atau asatidz berusaha  menyusun dan mengukur waktu masing-masing era ini sehingga kesimpulannya kita saat ini sudah begitu dekatnya dengan masa terakhir dunia alias tinggal sedikit lagi kiamat.

Hanya saja seperti  jawaban Nabi ketika menjawab pertanyaan Jibril bahwa waktu pastinya tidak ada yang tau persis termasuk Nabi sendiri. Seperti yang juga ditegaskan Allah di akhir surat Luqman. Sehingga kewajiban kita dalam hal tanda-tanda ini adalah meyakininya dan mempersiapkan diri terus menerus selama hayat dikandung badan. Persiapan-persiapan itulah yang paling penting. Dengan terus meningkatkan keimanan dan mutu ibadah kita kepada Allah. Itulah kewajiban kita. Sehingga kalaupun saat ini kiamat datang kita sudah siap dengan iman didada yang akan menyelamatkan kita dari banyaknya peristiwa mengerikan yang bakal terjadi sebelum kiamat itu tiba. Seperti keimanan yang akan berguna saat kita berhadapan dengan era Dajjal. Atau saat angin semilir nan lembut mencabut nyawa semua manusia yang mempunyai iman dalam dadanya.

Yang tidak kalah pentingnya juga adalah berusaha terus berbuat baik yang dapat mendatangkan guna dan faedah buat orang lain selain diri kita. Seperti yang dipesankan Nabi dalam hadits nya yang menyuruh untuk tetap menanamkan sebutir benih sekalipun kita tau besok akan kiamat.

Adapun mencoba menganalisa dan mencocokkan realita yang saat ini sedang kita saksikan dan hadapi tidak mengapa bahkan juga dilakukan para shahabat serta ulama-ulama sepanjang zaman. Hanya saja hal ini tidak boleh membuat kita dikuasai oleh kengerian dan keputusasaan tiada semangat untuk beramal. Namun justru ditengah berbagai tanda yang disebutkan Nabi dalam berbagai haditsnya yang mengabarkan tanda-tanda akhir zaman yang sangat banyak dapat dijadikan pelecut semangat untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah dan penghambaan kita kepadaNYa.

Karena sadar bahwa era kita sudah semakin dekat dan kita kehilangan waktu untuk banyak beramal.
Mudah-mudahan dengan kesadaran ini kita dapat lebih berprestasi serta lebih berguna untuk sesama. inilah yang dimaksudkan dengan masa akhir yang seharusnya dapat lebih mendorong untuk melipatgandakan energi beramal sebab kita sadar begitu dekatnya masa pasti berakhir itu. Semoga Allah menjaga dan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Amin Ya Rabbal aalamin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar