Kualitas Pendidikan di negara kita masih menjadi topik yang
penting untuk dibicarakan.Terlebih setelah putusan MK lahir dan membatalkan
salah satu program pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan dianggap
dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional yaitu RSBI dan SBI.
Pemerintah menetapkan beberapa sekolahnya untuk menjadi SBI
dan RSBI.Anggaran yang besar disediakan untuk merealisasikan program
ini.Pelaksanaan program ini diyakini dapat memacu kemajuan program pendidikan
nasional.
Sekolah-sekolah yang telah ditetapkan statusnya menjadi SBI
atau RSBI pun berlomba untuk menerapkan pola pendidikan ini
dilingkungannya.Orangtua murid diminta membayar sumbangan sebesar-besarnya demi
terwujudnya sekolah berstandar internasional itu.
Benar,logikanya tentu saja untuk mendapatkan mutu yang
tinggi pasti fasilitas dan sarana sekolah harus lengkap dan baik juga.Guru juga
harus digaji lebih tinggi karena mereka diseleksi sedemikian rupa dan
sebagiannya wajib memiliki strata paling kurang S2.Belajar berhitung dan sains
harus menggunakan bahasa inggris sebagai pengantarnya.Bahkan ada gurunya yang
harus dibayar pakai dollar.Ruangan ber AC dan bla bla bla begitu lengkap dan
terstandarnya segala aspek pembelajaran di sekolah ini.
Yang paling penting tentunya untuk mendapatkan fasilitas
macam begini mau tidak mau pasti perlu dana tidak sedikit.Kemana kan dicari
dana ? Orang tua lah jawabannya walaupun bukan seluruhnya dari orangtua.Pasti
orangtua yang mampu membiayai semua ini adalah orang tua yang kaya dan
berharta.Kemanakah si miskin dan papa ? jangan mimpi sekolah disini cari aja
sekolah pemerintah lainnya yang tentu standarnya lebih rendah, menetapkan biaya
rendah dan fasilitas seadanya.
Memang berat memikirkan kemajuan sekolah.Pendidikan di
negara kita kebanyakan mengandalkan fasilitas seadanya.Sementara maunya kita
segala sesuatunya harus baik dan berkualitas tinggi. Seperti yang sudah
dikemukakan diatas bahwa keberadaan fasilitas dan sarana termasuk standar guru
yang tinggi memerlukan biaya yang sangat besar.Lantas kemanakah sekolah harus
mencari semua biaya itu? Disebabkan orangtua yang menginginkan kebaikan dan
kemajuan anaknya maka beban biaya itu harus ditanggung oleh orangtua.
Masalahnya adalah tidak semua mampu membayar tinggi untuk
pendidikan anaknya.Inilah tantangan yang harus dijawab lembaga-lembaga
pendidikan kita apalagi lembaga pendidikan Islam yang lebih kental nilai sosial
dan dakwahnya.
Tantangan ini harus kita jawab bersama-sama.Disatu pihak
kita sangat berkeinginan agar kualitas pendidikan sekolah-sekolah kita baik dan
bermutu. Namun kita juga tidak dapat menolak kenyataan bahwa untuk dapat
mencapai mutu dan kualitas itu diperlukan sumber daya yang juga sangat mahal
karena mau tidak mau kita harus menyediakan segala sarana dan fasilitas
penunjang yang dapat membantu kita mencapai cita-cita pendidikan yang baik itu.
Apakah kita dapat mengandalkan pemerintah saja? Apakah
dengan alokasi 20 persen anggaran untuk pendidikan itu sudah menjamin
tersedianya pendidikan yang bermutu ? Nyatanya sekolah yang masuk kategori RSBI
atau SBI itu “memaksa” para orangtua untuk merogoh koceknya dalam-dalam.
Perkembangan sekolah-sekolah yang disebut sebagai Sekolah
Islam Terpadu yang muncul dalam kurun waktu lebih satu dasawarsa belakangan ini
juga cukup menarik untuk dicermati.Rerata sekolah ini maju dan berhasil meraih
prestasi dalam akademik maupun aspek pendidikan lainnya walaupun ya itu tadi
dengan konsekwensi bayarannya juga tidak seperti sekolah kebanyakan.Apalagi
dengan konsep fulldays school yang dikembangkan maka komponen lain seperti biaya
catering makan siangnya juga ikut menambah besaran iuran yang harus dilunasi
orangtua.
Bukan maksud hati menyesali kenyataan yang ada namun
tentunya kita harus memikirkan juga apa jadinya masa depan bangsa kita bila
memang pendidikan baik dan bermutu itu hanya bisa dinikmati segolongan orang
saja ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar