Kamis, 14 Februari 2013

Sang Nabi Teladan Nan Kucinta – shallallahu ‘alaihi wasallam







Masa peringatan itu akhirnya kembali tiba.Ramai-ramai memperingati sosok yang sangat dicinta.Pribadi yang sungguh sangat disuka.Penuh teladan, inspirasi dan pedoman.Tidak ada yang rela ia dicela, dilecehkan atau direndahkan walau diri sendiri sekalipun belum sempat membuktikan cinta sejati untuknya.


Bulan-bulan yang penuh acara peringatan lahirnya Sang Mulia nan penuh teladan.Walau banyak kalam para ulama menegahnya akan tetapi itulah ritual dan tradisi orang di Indonesia.Tidak mudah merubahnya begitu saja.Apalagi sudah mendarah daging dalam kehidupan sepanjang masa.Akhirnya karena disana sini tentu ada manfaatnya maka beberapa kalimat ini ingin terungkap begitu saja.


Tak ingin masuk dalam bahasan panjang tentang kedudukan acara Maulidnya . Yang jelas sepanjang masa tak pernah sepi dari ungkapan rasa cinta terhadap Sang Mulia.Ada yang menuangkannya dalam kitab-kitab besar dan kecil,ringkas dan tebal, puisi ataupun prosa.Semua bermuara pada keinginan membuktikan cinta yang tak terperi bagi Sang Baginda.


Ia memang pribadi manusia sempurna sebenarnya.Tauladan lengkap bagi semua pribadi dan bangsa dengan berbagai macam kecendrungan, sifat ,kedudukan dan profesinya.Sebagai anak, sebagai bapak, sebagai guru,sebagai panglima atau sebagai kepala negara.Apapun ceritanya ia tak ada bandingnya.


Sepanjang tahun selalu saja ada momentum untuk mengingat kembali kebesaran dan tauladannya.Diawal tahun hijriyah ada fragmen kehidupan luar biasa yang ditunjukkannya dalam rangka menyelamatkan diri dan melindungi perlindungan bagi tumbuh kembang dakwahnya.Hijrah yang penuh hikmah dan pelajaran dalam perjuangan memppertahankan sebuah cita-cita.


Berpindah masuk ke rabiul awwal dan akhir.tidak juga seharusnya ummat ini kehilangan masa untuk dijadikan momen mengingatkan kembali kebesaran pribadi dan perjuangan Sang Idola.Mulai dari masa kelahiran hingga wafatnya dingat dan dijadikan bahan ceramah mencerahkan kehidupan para pengikutnya yang bahkan tak pernah berjumpa dengannya.


Ketika bulan punn berganti Rajab lagi-lagi ummat pencintanya mendapatkan sebuah momen lagi untuk memperingati peristiwa besar lainnya dalam kehidupan Sang Mulia dan sangat berpengaruh bagi ummat yang datang sesudahnya.Sholat sebagai tiang agama ini pasti tak kan pernah terlepas dari cerita agung Isra’ dan mi’rajnya.


Sebagai seorang anak muda tak kurang bakti dan hormatnya pada yang lebih tua dan berjasa membesarkannya.

         

Sebagai orang  yang sangat dihormati dan berkuasa tak sekalipun pernah melemparkan kata-kata kasar yang menyalahkan perbuatan pembantunya yang masih sangat belia : Anas bin Malik.


Sebagai suami tak pernah sekalipun menyepelekan apalagi menyakiti semua istri-istrinya.Bahkan beberapa pekerjaan rumah pun dikerjakannya walau tak payah baginya menyuruh dan memerintahkan.


Sebagai paman yang sangat kasih dengan anak-anak lingkungannya tak sungkan ia bercanda dengan Abu Umair  yang sedang bermain dengan burung kecilnya dan mengucapkan : apa yang sedang diperbuat si Nughair ?


Apakah sebagai penguasa ia bersifat keras kepala mempertahankan pendapat dan tak menerima masukan dari rakyat yang dipimpinnya ? Sekali-kali tidak ! Bahkan ia paling banyak meminta pendapat dari sahabat-sahabat untuk memenuhi perintah Syuro.


Perang Badar dan Khabbab bin Arat salahsatu dari banyak saksinya.Juga ada para sahabat Tua dan Muda yang menjadi teman musyawarahnya dalam menentukan apakah strategi yang dipakai ofensif atau defensif.Medan perang khandaq pun menjadi saksi betapa ia menerima masukkan dari salahsatu sahabat mulianya yang bahkan tak sebangsa dengannya untuk melaksanakan strategi perang dengan pertahanan parit.


Itulah sekelumit cerita tentang keteladanannya yang tak kuasa tangan ini menuliskan dan memenuhi hak penulisannya.Harapan saja semoga beberapa untaian kalimat ini menjadi saksi betapa cintaku kepadanya dan berharap di akhirat kelak dapat bertetangga dengannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar