Senin, 04 Maret 2013

Sidik Jari Untuk Kemenangan Dakwah



Malam itu terasa agak berbeda entah kenapa.Berulang kali pertemuan telah dilalui dengan agenda utama pemenangan dakwah di era siyasi seperti sekarang tetapi sekali lagi entah kenapa malam ini terasa berbeda.

Rabu malam sepekan sebelum perhelatan pilkada propinsi terbesar di Sumatra berlangsung datang seruan perjuangan agar dapat memobilisasi dana dari seluruh kader dakwah ini lengkap dengan besaran yang harus diupayakan oleh seorang kader “biasa” ataupun yang duduk sebagai anggota legislatif.

Kesigapan para pejuang sedang diuji.Bukan hanya kali ini mereka diminta berkorban tetapi sepanjang jalan keterlibatan dakwahnya telah berulang kali ini berlangsung.Apalagi menjelang siklus politik lima tahunan ini, apalagi selama dua bulan ini tiap pekan berturut-turut sudah diadakan pertemuan-pertemuan rutin pekanan.

Setiap pekannya harus bersiap memobilisasi diri dan anggota binaan dakwahnya untuk mengikuti kegiatan pembinaan rutin pekanan yang dikemas khusus dalam rangka menghadapi pilkada sebagai sarana pemenangan dakwah dan strategi membela kepentingan ummat.Dan setiap kali itu pula mereka harus berkorban waktu, energi,fikiran dan infaqnya.

Malam itu disaat orang mulai bersiap beristirahat para kader dakwah itu justru berkumpul dan mulai membahas seruan mobilisasi dana untuk pemenangan.Berat sungguh sebenarnya bicara masalah ini melihat apa yang selama ini sebenarnya telah mereka korbankan .

Sebagian masih ada yang harus berjuang mempertahankan eksistensi bisnis dan jualannya agar tidak kolaps, sebagian lagi masih harus berupaya agar penggalangan dana untuk sekolahnya tetap berjalan baik, ada pula yang sedang menjalankan program keliling kecamatannya melatih saksi-saksi pilkada tanpa ada support dana dari manapun sementara becaknya juga harus digas setiap pagi demi sesuap nasi,ada juga sih yang sudah diberi amanah sebagai anggota dewan tapi ia pun harus menahan beban yang lebih besar dari teman-temanya sesama anggota kelompok pembinaan.

Namun inilah konsekwensi perjuangan dan alhamdulillah semua faham ini dan lebih membanggakan lagi ternyata semua siap berbagi dan berkorban sehingga terkumpullah dana yang bahkan melebihi target yang sebelumnya telah diumumkan.

Betul ada yang terpaksa sementara mengakui tidak bisa berbagi karena memang tidak ada yang bisa “diperas” lagi.Tetapi ketiadaan ini menjadi tak berarti diterpa gelombang pengorbanan teman lainnya yang kebetulan dapat rizki lebih dari biasanya, Masya Allah !

Itulah secarik gambaran jiwa berkorban yang telah terpatri dalam jiwa mereka yang disiapkan untuk menyambut kemenangan dari Sang Pemberi Kemenangan. Hanya secarik saja.Yakin bahwa peristiwa semacam ini pun terjadi pada banyak kelompok pembinaan lainnya.

Semua merasa bertanggung jawab penuh atas kemenangan dan kejayaan dakwah.Mereka telah mengunyah dengan baik taujih yang senantiasa diberikan para pembinanya : “semua harus memiliki sidik jari dalam perjuangan pemenangan dakwah”. Semua mengerahkan potensi dan kemampuannya agar dakwah ini menang padahal sementara yang lain ketika ditawari peluang untuk memenangkan dakwah ini jawabannya adalah : “wani piro ???

Pertemuan malam itu ditutup dengan doa yang khusyu’ agar Allah memberkahi semua langkah dan upaya yang telah dilakukan demi kemenangan yang bermakna serta memberikan pertolongannya agar kampanye terakhir yang akan berlangsung didaerah mereka sukses.Terakhir doa rabithah dan kaffaratul majlis pun dilantunkan.Alhamdulillah.
  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar