Bisa jadi tulisan
ini terlalu singkat untuk menjelaskan prinsip takdir dalam keyakinan muslim
tetapi paling tidak satu jawaban pokok dari persoalan yang sering ditanyakan
beberapa orang ada jawabannya. Pertanyaan itu kenapa sih harus ada takdir,
kalau memang semua sudah ada ketentuannya lantas buat apa lagi kita berusaha
diatas dunia ini?
Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita ini
sudah tercatat dalam taqdir Allah subhaanahu wata'aala. Merujuk hadits taqdir maka
penentuan itu telah terjadi saat 40 hari ketiga dari proses penciptaan manusia.
Sehingga hidup kita ini sebenarnya hanyalah menjalani taqdir yang telah
ditentukan Allah subhaanahu wata'aala tersebut.
Masalahnya
adalah kita tidak tahu apa yang telah ditetapkan Allah subhaanahu wata'aala
terhadap kita. Tak seorang pun manusia yang diberi informasi tersebut,tidak
pula makhluk terkasihnya yaitu Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Kita
tidak akan pernah tahu kapan kita akan dilahirkan – saat kita masih dikandungan
– dan tak tahu pula kapan kita akan mati. Demikian pula hal-hal lain yang
hingga itu terjadi tetap merupakan rahasia yang hanya diketahui Allah
subhaanahu wata'aala saja.
Namun
disinilah sebenarnya letak hikmah dari Allah subhaanahu wata'aala dalam menutup
pintu pengetahuan akan takdir yang telah ditetapkannya bagi manusia. Kita yakin
seyakin-yakinnya bahwa taqdir Allah telah tertuang dalam lauhul mahfuzh
sehingga apapun yang terjadi pasti telah ditaqdirkan Allah subhaanahu
wata'aala, sementara itu kita tak memiliki pengetahuan sedikitpun akan hal
tersebut akankah kita kemudian bersikap apatis dan menyerah menunggu taqdir itu
datang ? Tentu bukan itu yang diinginkan Allah subhaanahu wata'aala.
Ketidaktahuan
itulah yang seharusnya menjadikan kita bergerak dan dinamis serta selalu
optimis. Karena dengan demikian Allah subhaanahu wata'aala membuka peluang amal
yang sangat luas dihadapan kita. Berbagai pintu aktifitas dapat kita laksanakan
dalam rangka menemukan taqdir Allah subhaanahu wata'aala tersebut. Hidup
kemudian menjadi ajang bertanding meraih prestasi paling tinggi yang dapat kita
lakukan,dan untuk setiap keberhasilan ada pahala yang akan mengalir ke catatan
amal kita. Maha Kuasa Allah subhaanahu wata'aala menciptakan kita dengan
ketidaktahuan kita akan taqdirnya dan Maha Bijaksana Allah subhaanahu wata'aala
yang kemudian menjadikan dunia ini sebagai ajang pertandingan menuju prestasi
tinggi dalam kebaikan.
Coba
kita bayangkan siapa yang akan berusaha,beramal dan beraktifitas menuju tujuan
hidupnya bila semua informasi tentang masa depan itu telah diungkap Allah
subhaanahu wata'aala kepadanya ? Siapa yang akan bersemangat meraih prestasi
bila semua hasil akhirnya telah terbentang jelas dihadapannya? Siapa yang akan
mau bersusah payah berikhtiar bila tak satupun lagi dari rahasia masa depan
iyang bakal terjadi telah tersingkap ? Maka tak akan ada lagi seorangpun yang mau berusaha,dan berlomba mendapatkan
hasil terbaiknya.
Jadi
yang seharusnya terus menjadi perhatian manusia sesungguhnya hanyalah bagaimana
ia bisa berhasil mengisi kehidupannya dengan beragam amal dan kebaikan secara
maksimal dan optimal. Berusaha sebaik-baiknya menjadi pemenang dalam
pertandingan yang dilaluinya. Siapa tahu dengan hasil ? Yang penting
berusaha dan beramal dengan menjalankan segenap ikhtiar sehingga hasil yang
akan kita peroleh adalah hasil yang berkelas. Bukan
sekedar menjalankan hidup saja atau menghabiskan jatah
waktu umur kita saja. Itulah
yang seharusnya dan paling penting daripada mengeluh kenapa Allah takdirkan
saya begini atau dengan congkak kita bertanya kalau memang Allah adil tentunya
yang kafir tak akan jadi kafir dan masuk neraka. Ayo mari beramal dan berlomba
menemukan takdir kita. Kerja dulu sekeras-kerasnya, masalah apa yang bakal
terjadi diujung hanya Allah yang akan menentukannya. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar