بسم
الله الرحمن الرحيم
قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Terjemahnya :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha
Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia."
Keagungan Surat Al-Ikhlas
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah menurunkan sumber
ilmu pengetahuan yang tak pernah kering karena seringnya digali dan didalami. Shalawat
dan salam atas Rasulnya yang mengajarkan isi dan cara mengambil manfaat dari
sumber ilmu pengetahuan tersebut. Itulah Alqur’an yang agung dan penuh dengan
berbagai faidah untuk kebahagiaan manusia didunia maupun untuk akhiratnya.
Diantara sekian banyak surat dalam alqur’an setelah alfatihah mungkin
al-ikhlas adalah satu diantara yang paling sering kita baca baik didalam sholat
maupun dalam dzikir-dzikir yang kita lantunkan. Ada yang dengan sadar
mengetahui latar belakang kebesaran dan kelebihan surat tersebut namun tidak
jarang pula yang hanya telah terbiasa dan karena mudahnya membacanya.
Sepanjang pengalaman menjadi dai penyusun banyak menemukan mereka yang
dengan semangatnya sering membaca dan menghafalnya tetapi ketika misalnya
ditanya apa dasar kesenangannya terhadap surat ini tidak banyak yang dapat
menyebutkannya dengan pasti. Tetapi kebiasaan yang terbentuk telah berpuluh
tahun dijalani.
Untuk bagian masyarakat seperti inilah terlebih dahulu penyusun sampaikan
tulisan sederhana ini. Sehingga dengan demikian amalan ibadah yang dilakukan
semakin meningkat kualitasnya,dari hanya sekedar kesukaan dan tradisi menjadi
sebuah kesadaran yang tinggi akan keagungan dan keistimewaan apa yang kita
amalkan.
Surat al-Ikhlas adalah surat yang penuh dengan kelebihan. Buktinya dapat
dilihat dalam riwayat-riwayat yang menerangkannya sebagaimana terdapat dalam
rangkaian tulisan ini. Kandungan utamanya pula adalah deklarasi tegas tentang
keyakinan yang harus tertanam dalam dada setiap muslim tidak ada tawar menawar.
Keyakinan lain yang tidak sejalan dengan deklarasi ini berarti bukan Islam dan
keluar dari Tauhid. Oleh sebab itu maka meresapi dan memahami surat ini adalah
bagian dari upaya mengokohkan keislaman dan ketauhidan tersebut.
Seperti yang
disebutkan dalam Tafsir Alqur’an Kemenagri: Surah ini meliputi dasar yang paling
penting dari risalah Nabi Muhammad yaitu menauhidkan dan menyucikan Allah serta
meletakkan pedoman umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang
baik dan yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak
berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa. Telah
diriwayatkan dalam hadis bahwa surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an,
karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, akan
menjadi jelas baginya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam
Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan
perincian dari isi surah ini.
Disebutkan dalam sebuah hadits :
Dari ’Aisyah, bahwasanya
Rasulullah saw. pernah mengutus seorang laki-laki dalam suatu peperangan.
Ketika salat bersama sahabat-sahabatnya, laki-laki itu membaca surah dan
mengakhirinya dengan "Qul Huwallahu Ahad." Pada saat mereka kembali,
hal itu disampaikan kepada Rasulullah saw. Rasul berkata, "Tanyakan
kepadanya apa maksud dari perbuatannya itu." Mereka pun menanyakannya.
Laki-laki itu menjawab, "Itu adalah sifat Allah Yang Maha Penyayang. Saya
suka membacanya." Rasulullah saw. bersabda, "beritahukanlah dia,
bahwa Allah mencintainya." (Riwayat Muslim).
Dari titik ini
penulis memandang bahwa tulisan ini cukup penting dibentangkan kepada khalayak
khususnya kaum muslimin agar tujuan penyadaran akan agungnya surat ini berikut
kandungannya serta pengokohan keyakinan tersebut dapat tercapai.
Hampir keseluruhan bahan penyusunan tuliskan ini diambil dan
diterjemahkan sebagian besarnya dari Tafsir Imam Ibnu Katsir . Termasuk sumber
periwayatan yang disebutkan oleh beliau. Hanya saja rangkaian jalur periwayatan
tersebut dimasukkan kedalam catatan kaki dan tidak masuk kedalam halaman isi. Hal
Ini dimaksudkan agar pembaca langsung dapat menngambil inti dari judul yang
terdapat pada masing-masing pembahasan. Bila ingin lebih jauh dengan
problematika keilmuan haditsnya silahkan langsung kepada kitab sumber dan
kitab-kitab hadits lainnya. Tetapi bila ada pertanyaan tentang statusnya maka
Ibnu Katsir telah menyaring dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
mengungkapkan semua riwayat tersebut dan menilainya.
Teks Surat dan terjemahnya serta banyak tambahan penjelasan ayat
diambilkan pula dari situs al-Qur’an Kemenag Republik Indonesia. Ditambahkan dengan
penjelasan atau komentar pada beberapa bagian oleh penyusun dan penjelasan
singkat terhadap masalah yang terkait dengan riwayat tersebut. Mudah-mudahan rangkaian kalimat dan riwayat
yang disusun dalam susunan ini bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan
dan sangat diharapkan tegur sapa dan masukan demi perbaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar